Pada usia 1 – 5 tahun, buah hati Anda bukan lagi seorang bayi, tetapi telah menjadi seorang anak yang aktif dan tinggi keinginan bereksplorisasinya terhadap lingkungan. Dalam hal ini makan pun, mereka mengalami perubahan kemampuan makan yang disertai perubahan dalam kebiasaan dan selera makan. Usia ini merupakan fase penyesuaian bagi balita untuk mulai dapat mengkonsumsi menu keluarga, dimana sistem pencernaan sudah berkembang lebih baik.
- Suka mengaduk-aduk makanan dengan sendok.
- Belajar makan dan minum sendiri walaupun belum bisa mengarahkan sendok atau gelas ke mulutnya dengan baik.
- Mulai menolak makanan yang tidak disukai, terutama yang rasanya asing baginya.
- Rasa ingin tahu terhadap makanan sangat tinggi.
- Ikutan-ikutan makan apabila melihat orang lain makan.
- Keterampilan makan lebih baik. Menyuapkan makanan ke mulut sudah lebih terarah.
- Minum sudah bisa menggunakan cangkir/gelas.
- Anak sudah bisa ditawari mau makan apa.
- Anak cenderung aktif dalam menentukan apa yang ingin dia makan. Biasanya anak mau ikut membantu ibunya pada waktu memasak.
- Menyukai makanan yang disajikan dengan menarik dan lucu, baik dari bentuk makanan maupun peralatan makan yang dipakai.
- Anak lebih senang makan bersama keluarga di meja makan.
- Selera makan anak semakin meningkat.
- Anak mudah terpengaruh untuk mencoba makanan yang dilihatnya di iklan televisi yang dimakan teman-temannya.
Ragam Masalah Makan Balita, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Masalah Makan
|
Penyebab
|
Cara Mengatasi
|
Suka Mengemut Makanan
|
Sedang sariawan
|
Kenalkan makanan padat mulai usia 6 bulan. Berikan
secara bertahap, mulai yang lembek sampai yang kasar. Tujuannya agar anak
belajar mengunyah.
|
Terlambat mengenalkan makanan padat
|
Buat menu cemilan ringan yang lengkap gizi untuk
mengatasi kekurangan asupan gizi.
|
|
Dipaksa untuk makan
|
Buat suasana makan yang menyenangkan dan santai.
Jangan dipaksa karena anak akan trauma.
|
|
Beri penjelasan sederhana agar anak mau mengunyah
makanannya.
|
||
Pilih-pilih Makanan
|
Selera makan anak berkembang, ada kecenderungan mulai
menyukai makanan atau rasa tertentu.
|
Menciptakan suasana makan yang menyenangkan, misal
makan bersama keluarga
|
Bosan pada hidangan yang diberikan karena kurang
variasi.
|
Membuat menu makanan lebih bervariasi, baik dari
bahannya, maupun cara pengolahannya, dan juga bentuk penyajiannya
|
|
Kebiasaan makan keluarga. Apabila orangtua pilih-pilih
makanan, maka anak akan ikut pilih-pilih makanan.
|
Menemani anak ketika makan dan orangtua menjadi contoh
perilaku makan bagi anaknya
|
|
Susah Makan, Makan Sedikit
|
Masalah psikologi, misalnya orangtua tidak mengakui
ego anak. Selalu memaksa anak untuk makan.
|
Jangan paksa anak makan pada waktu jam makan tiba.
Sebab, akan membuat anak tidak nyaman
dan bisa menimbulkan trauma
|
Memberi susu atau makan selingan dekat dengan waktu
makan.
|
Jangan memberi susu atau makanan selingan yang terlalu
dekat dengan waktu makan
|
|
Apabila orangtua biasa makan sedikit, misalnya karena
diet, anak akan cenderung meniru.
|
Temani anak makan. Lalu, orangtua menjadi contoh
perilaku makan bagi anaknya
|
|
Jadwal makan yang teratur.
|
||
Menolak Makan (Makanan disembur-semburkan)
|
Rasa makanan yang masuk ke mulutnya masih asing.
|
Mengenalkan sedikit-sedikit menu makanan yang baru.
|
Bosan dengan makanan yang diberikan.
|
Menyediakan alternatif menu makanan yang baru.
|
|
Suasana makan yang tidak menyenangkan. Dipaksa makan
padahal belum lapar.
|
Variasi menu baru dan penyajian yang menarik
|
|
Iseng atau mencari perhatian orangtua.
|
Mengajak anak menentukan menu dan berkreasi dalam
membuat makanan untuk memancing selera makannya
|
|
Kesal kepada orang yang member makan atau orang yang
belum terlalu dikenal oleh anak.
|
Menyerahkan makanan tersebut kepada orangtuanya atau
orang yang lebih dikenal anak untuk menyuapi anak
|
|
Sakit
|
Anda harus sabar karena hal yang wajar seorang anak
kurang nafsu makan kalau sedang sakit dan perlu diobati
|
|
Tidak Suka Makan Sayur
|
Rasa sayur yang kurang enak bila dibandingkan dengan
lauk hewani atau buah.
|
Berikan penjelasan tentang pentingnya sayur agar anak gemar makan sayur.
|
Penyajian sayur yang kurang menarik
|
Kenalkan bermacam-macam sayur mulai dari bayi
|
|
Pengolahan dan penyajian sayur lebih bervariasi dan
menarik, misalnya dibuat omelet sayuran atau skotel sayuran.
|
||
Menyelipkan sayuran dalam makanan yang disukai anak
Anda.
|
||
Berikan contoh makan sayur pada anak pada saat makan
bersama. Sebab, anak akan mencontoh perilaku orangtuanya.
|
- Beri makanan dalam porsi kecil dan sering, terutama makanan yang baru dikenal atau tidak disukai.
- Jadwal makan teratur, yaitu tiga kali makan utama dan dua kali makanan selingan di sela-sela makan utama.
- Jangan terlambat mengenalkan makanan padat. Pemberiannya pun harus dilakukan secara bertahap, mulai dari tekstur yang halus/lumat (contoh : bubur), lunak (makanan yang direbus atau dikukus), dan akhirnya ke bentuk makanan biasa. Ini dilakukan agar anak dapat belajar mengunyah.
- Mengenalkan vairiasi bahan makanan mulai bayi (mulai 6 bulan) agar anak mengenal beraneka ragam bahan makanan dan rasa makanan.
- Menu makanan harus bervariasi agar anak tidak bosan.
- Penyajian makanan harus menarik, misalnya bentuk makanan dan alat makannya lucu.
- Buatlah suasana yang santai dan menyenangkan pada saat makan sekeluarga.
- Ikut sertakan anak untuk menentukan menu makanan yang hendak dimakannya. Hal ini dimaksudkan agar anak tertarik untuk makan.
- Sediakan makanan selingan atau cemilan sehat yang setara kandungan gizinya dengan makanan utamanya. Pemberian cemilan ini dimaksudkan sebagai solusi jika anak menolak makanan utama. Dengan begitu, asupan gizi anak tetap terpenuhi.