Inspirasi variasi menu balita

Inspirasi variasi menu anak balita dalam seminggu, contoh menu makan bergizi di bawah ini mudah-mudahan menjadi inspirasi bagi ibu-ibu dalam menyajikan makanan untuk anak Anda.
   
Waktu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
Minggu
Bangun Tidur
Satu gelas susu
Satu gelas susu
Satu gelas susu
Satu gelas susu
Satu gelas susu
Satu gelas susu
Satu gelas susu
Sarapan Pagi (± Pukul 07.00)
Pancake selai stroberi
Nasi goreng udang
Coklat sereal
Bubur ayam
Bakmie goreng
Nasi abon gulung
Sandwich roti

Waktu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
Minggu
Makanan Selingan (± Pukul 10.00)
Jus alpukat
Puding wortel
Roti keju
Lumpia pisang
Donat kentang mini
Kastangel keju
Milk shake stroberi

Waktu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
Minggu
Makanan Siang (± Pukul 12.00)
Nasi putih
Nasi putih
Nasi putih
Nasi putih
Nasi putih
Nasi putih
Nasi putih
Bakwan teri
Ayam yakiniku
Galantin
Telur puyuh asam manis
Soto ayam kampung
Omelet tomat
Bistik lidah sapi
Oseng-oseng tempe
Bola tahu
Lapis tahu gulung
Tempe bacem
Nugget tahu sayuran
Kacang merah saus tomat
Sate tempe oriental
Sayur bening ayam
Sup sayuran
Cah bayam tabur wijen
Sayur asam
-
Setup buncis
Sup makaranoni
Pepaya
Apel
Jeruk Manis
Semangka
Pisang hijau
Mangga
Melon

Waktu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
Minggu
Makanan Selingan (± Pukul 16.00)
Risoles
Muffin selai blueberry
Pisang panggang tabur gula palem
Es koktail buah
Bubur candil
Dorayaki
Wafer salut cokelat

Waktu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
Minggu
Makan Malam (± Pukul 18.00)
Nasi putih
Nasi/
Kentang goreng
Nasi putih
Nasi putih
Nasi putih
Nasi putih
Nasi putih
Sate hati ayam
Steak ayam
Gulai ikan
Bola kentang tongkol
Omelet keju
Daging bumbu kacang
Ayam goreng krispy
Semur tahu
Tofu goreng
Bakwan tahu
Pepes tahu
Skotel kacang merah
Lodeh tahu tempe
Tempe mendoan
Perkedel jamur
Kembang kol & wortel goreng tepung
Cah sawi putih
Sup gambas
Cap cay kuah
Orak-arik buncis telur
Rawon blonceng (labu air)
Pisang susu
Apel
Melon
Jambu air
Semangka
Jeruk manis
Pepaya

Read more ...

Tips Menyusun Menu Balita

Menu Balita
Penyusunan menu makanan balita, selain memperhatikan komposisi zat gizi juga harus memperhatikan variasi menu makanan agar anak tidak bosan. Sebaiknya, dibuat siklus menu tujuh hari atau sepuluh hari. Hal ini akan memudahkan ibu untuk mengatur menu balita. Selain itu, penyajian makanan juga harus diperhatikan, karena dapat mempengaruhi selera makan anak, baik dari penampilan, tekstur, warna, aroma, besar porsi, dan pemilihan alat makan yang menarik.

Di dalam menyusun menu, jadwal makan balita juga harus diperhatikan. Penerapan jadwal makan yang teratur sangat penting. Sebab, hal tersebut akan membuat tubuh anak mengalami penyesuaian, kapan perut harus diisi dan kapan tidak. Jika disiplin ini sudah tertanam pada diri dan ritme tubuh si anak, ketika jam makan tiba, mereka tidak akan lagi menolak makan. Sebaliknya, jika jam makan sesukanya, tidak jarang anak akan malas-malasan mengisi perut.

Sementara itu, membiasakan anak makan sesuai jadwal akan membuat pencernaannya lebih siap dalam mengeluarkan hormon dan enzim yang dibutuhkan untuk mencerna makanan yang masuk. Idealnya, pemberian makan balita adalah tiga kali makan utama yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam. Lalu, ditambah dua kali makanan selingan.

A.Menu Sarapan Pagi

Biasakan anak untuk sarapan pagi karena penting untuk persediaan energi dalam melakukan aktivitas sepanjang hari. Apabila orangtua tidak menyempatkan diri sarapan secara teratur di meja makan, jangan heran jika si anak juga enggan sarapan pagi. Anak akan cenderung meniru kebiasaan orangtuanya, karena orangtua menjadi contoh perilaku makan bagi anaknya.

Menu sarapan pagi tidak harus komplit susunan hidangannya (tidak selengkap hidangan makan siang atau malam). Porsinya pun juga lebih sedikit. Cukup dengan hidangan terpadu untuk menu sarapan pagi, misalnya dengan omelet sayur, mie goreng, roti bakar ditambah susu atau jus buah.. Hal yang perlu diingat adalah kalorinya telah memenuhi kebutuhan gizi tubuh. Selain itu, buatlah menu sarapan pagi yang praktis. Waktu sarapan pagi rata-rata begitu singkat dikarenakan kegiatan rutinitas seperti, beres-beres dirumah juga persiapan untuk berangkat bekerja, menyiapkan anak-anak untuk berangkat sekolah, dan lain-lain.

B. Menu Makan Siang atau Malam

Susunan menu makan siang atau malam biasanya lengkap komposisinya. Terdiri atas makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, dan buah-buahan. Hanya, untuk makan malam tidak harus ada buah. Pengaturan ini sesuai dengan triguna makanan (susunan makanan seimbang untuk tumbuh kembang balita yang harus terdiri atas tiga golongan besar bahan makanan). Besarnya porsi makanan untuk balita harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan makannya. Selain itu, perhatikan juga cara penyajiannya. Buat semenarik mungkin untuk menggugah selera makan anak. Dan variasi menu makanan juga penting di jadwal, agar anak tidak cepat bosan.

C. Menu Makanan Selingan

Anak perlu makanan selingan di sela-sela makanan utamanya. Penting diketahui, bahwa pemberian makanan selingan adalah untuk melengkapi komposisi gizi seimbang dalam sehari yang mungkin belum terpenuhi lewat menu makanan utama. Oleh karena itu, yang ditekankan bukan kandungan kalorinya, tapi zat gizi lain seperti protein, mineral, dan vitamin. Makanan selingan ini dapat berupa kue, biskuit, atau jus buah-buahan, dan lain-lain.

Read more ...

Perilaku & Masalah Makan Balita

Perilaku & Masalah Makan Balita
Keterampilan Makan Balita

Pada usia 1 – 5 tahun, buah hati Anda bukan lagi seorang bayi, tetapi telah menjadi seorang anak yang aktif dan tinggi keinginan bereksplorisasinya terhadap lingkungan. Dalam hal ini makan pun, mereka mengalami perubahan kemampuan makan yang disertai perubahan dalam kebiasaan dan selera makan. Usia ini merupakan fase penyesuaian bagi balita untuk mulai dapat mengkonsumsi menu keluarga, dimana sistem pencernaan sudah berkembang lebih baik.

Penting bagi orangtua untuk memahami pola makan yang berkaitan dengan proses perkembangan keterampilan makan anak agar tidak timbul masalah makan pada anak. Sebut saja, persoalan anak sulit makan atau anak suka mengemut makanan. Masalah makan balita ini kerap kali menjadi polemik bagi para orangtua. 

Berikut adalah keterampilan makan balita berdasarkan usianya :

A. Usia 12 – 24 bulan
  1. Suka mengaduk-aduk makanan dengan sendok.
  2. Belajar makan dan minum sendiri walaupun belum bisa mengarahkan sendok atau gelas ke mulutnya dengan baik.
  3. Mulai menolak makanan yang tidak disukai, terutama yang rasanya asing baginya.
  4. Rasa ingin tahu terhadap makanan sangat tinggi.
  5. Ikutan-ikutan makan apabila melihat orang lain makan.
B. Usia 24 – 36 bulan
  1. Keterampilan makan lebih baik. Menyuapkan makanan ke mulut sudah lebih terarah.
  2. Minum sudah bisa menggunakan cangkir/gelas.
  3. Anak sudah bisa ditawari mau makan apa.
Anak usia 1 -3 tahun memiliki kebiasaan makan yang cenderung bersifat pasif. Sebab, makanan yang dimakan anak tergantung dari apa yang disediakan ibu. Karenanya, ibu memegang peranan penting dalam menentukan menu yang bergizi lengkap dan seimbang. Selain itu, rasa ingin tahu anak juga sangat tinggi sehingga ibu memiliki kesempatan untuk memperkenalkan berbagai jenis makanan yang beraneka ragam baik dari segi rasa, warna, tekstur,  dan jenis bahan makanan.

C. Usia 48 – 60 bulan
  1. Anak cenderung aktif dalam menentukan apa yang ingin dia makan. Biasanya anak mau ikut membantu ibunya pada waktu memasak.
  2. Menyukai makanan yang disajikan dengan menarik dan lucu, baik dari bentuk makanan maupun peralatan makan yang dipakai.
  3. Anak lebih senang makan bersama keluarga di meja makan.
  4. Selera makan anak semakin meningkat.
  5. Anak mudah terpengaruh untuk mencoba makanan yang dilihatnya di iklan televisi yang dimakan teman-temannya.
Masalah Makan pada Balita

Umumnya masalah makan dimulai pada usia anak 1 tahun. Hal ini berkaitan dengan perkembangannya, di mana balita mengalami masa peralihan bentuk makanan dari lunak atau halus ke makanan yang agak kasar. Dia harus mulai belajar mengunyah bukan lagi menelan makanan. Hal ini akan membuat si kecil cenderung merasa malas makan.

Penurunan nafsu makan juga terjadi pada usia ini karena pertumbuhannya tidak pesat seperti pada usia sebelumnya. Disamping itu, anak juga mulai memilih-milih makanan yang disukai. Jadi, hal yang wajar jika anak susah makan pada usia ini. Perlu kesabaran dan kreativitas ekstra untuk memberi makan si kecil agar asupan kebutuhan gizinya tetap terpenuhi. Selain itu, kemampuan orangtua sangat diperlukan untuk dapat mengkaji apa penyebab masalah makan si balita sehingga dapat menemukan solusi tepat untuk memecahkan masalah makan tersebut.

Ragam Masalah Makan Balita, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Masalah Makan
Penyebab
Cara Mengatasi
Suka Mengemut Makanan
Sedang sariawan
Kenalkan makanan padat mulai usia 6 bulan. Berikan secara bertahap, mulai yang lembek sampai yang kasar. Tujuannya agar anak belajar mengunyah.
Terlambat mengenalkan makanan padat
Buat menu cemilan ringan yang lengkap gizi untuk mengatasi kekurangan asupan gizi.
Dipaksa untuk makan
Buat suasana makan yang menyenangkan dan santai. Jangan dipaksa karena anak akan trauma.

Beri penjelasan sederhana agar anak mau mengunyah makanannya.
Pilih-pilih Makanan
Selera makan anak berkembang, ada kecenderungan mulai menyukai makanan atau rasa tertentu.
Menciptakan suasana makan yang menyenangkan, misal makan bersama keluarga
Bosan pada hidangan yang diberikan karena kurang variasi.
Membuat menu makanan lebih bervariasi, baik dari bahannya, maupun cara pengolahannya, dan juga bentuk penyajiannya
Kebiasaan makan keluarga. Apabila orangtua pilih-pilih makanan, maka anak akan ikut pilih-pilih makanan.
Menemani anak ketika makan dan orangtua menjadi contoh perilaku makan bagi anaknya
Susah Makan, Makan Sedikit
Masalah psikologi, misalnya orangtua tidak mengakui ego anak. Selalu memaksa anak untuk makan.
Jangan paksa anak makan pada waktu jam makan tiba. Sebab,  akan membuat anak tidak nyaman dan bisa menimbulkan trauma
Memberi susu atau makan selingan dekat dengan waktu makan.
Jangan memberi susu atau makanan selingan yang terlalu dekat dengan waktu makan
Apabila orangtua biasa makan sedikit, misalnya karena diet, anak akan cenderung meniru.
Temani anak makan. Lalu, orangtua menjadi contoh perilaku makan bagi anaknya

Jadwal makan yang teratur.
Menolak Makan (Makanan disembur-semburkan)
Rasa makanan yang masuk ke mulutnya masih asing.
Mengenalkan sedikit-sedikit menu makanan yang baru.
Bosan dengan makanan yang diberikan.
Menyediakan alternatif menu makanan yang baru.
Suasana makan yang tidak menyenangkan. Dipaksa makan padahal belum lapar.
Variasi menu baru dan penyajian yang menarik
Iseng atau mencari perhatian orangtua.
Mengajak anak menentukan menu dan berkreasi dalam membuat makanan untuk memancing selera makannya
Kesal kepada orang yang member makan atau orang yang belum terlalu dikenal oleh anak.
Menyerahkan makanan tersebut kepada orangtuanya atau orang yang lebih dikenal anak untuk menyuapi anak
Sakit
Anda harus sabar karena hal yang wajar seorang anak kurang nafsu makan kalau sedang sakit dan perlu diobati
Tidak Suka Makan Sayur
Rasa sayur yang kurang enak bila dibandingkan dengan lauk hewani atau buah.
Berikan penjelasan tentang pentingnya sayur  agar anak gemar makan sayur.
Penyajian sayur yang kurang menarik
Kenalkan bermacam-macam sayur mulai dari bayi

Pengolahan dan penyajian sayur lebih bervariasi dan menarik, misalnya dibuat omelet sayuran atau skotel sayuran.

Menyelipkan sayuran dalam makanan yang disukai anak Anda.

Berikan contoh makan sayur pada anak pada saat makan bersama. Sebab, anak akan mencontoh perilaku orangtuanya.

Trik Jitu Menyiasati Masalah Susah Makan pada Balita
  1. Beri makanan dalam porsi kecil dan sering, terutama makanan yang baru dikenal atau tidak disukai.
  2. Jadwal makan teratur, yaitu tiga kali makan utama dan dua kali makanan selingan di sela-sela makan utama.
  3. Jangan terlambat mengenalkan makanan padat. Pemberiannya pun harus dilakukan secara bertahap, mulai dari tekstur yang halus/lumat (contoh : bubur), lunak (makanan yang direbus atau dikukus), dan akhirnya ke bentuk makanan biasa. Ini dilakukan agar anak dapat belajar mengunyah.
  4. Mengenalkan vairiasi bahan makanan mulai bayi (mulai 6 bulan) agar anak mengenal beraneka ragam bahan makanan dan rasa makanan.
  5. Menu makanan harus bervariasi agar anak tidak bosan.
  6. Penyajian makanan harus menarik, misalnya bentuk makanan dan alat makannya lucu.
  7. Buatlah suasana yang santai dan menyenangkan  pada saat makan sekeluarga.
  8. Ikut sertakan anak untuk menentukan menu makanan yang hendak dimakannya. Hal ini dimaksudkan agar anak tertarik untuk makan.
  9. Sediakan makanan selingan atau cemilan sehat yang setara kandungan gizinya dengan makanan utamanya. Pemberian cemilan ini dimaksudkan sebagai solusi jika anak menolak makanan utama. Dengan begitu, asupan gizi anak tetap terpenuhi.

Read more ...

Menu Lengkap Balita | Menu Gizi Balita | Nutrisi Gizi Balita | Peran Gizi | Kandungan Gizi | Tips cerdik memilih bahan makanan | Perkembangan balita | Tumbuh kembang balita | Cara pemberian makanan | Trik menyiasati masalah susah makan | Masalah gizi | Kesehatan | Gizi lengkap seimbang | Angka kecukupan gizi | Sumber gizi | Manfaat gizi | Ahli Gizi | Pola Asuh | Makanan hewani | Makanan nabati | Psikososial | Komplikasi ortopedik | Self-image negative | Kesehatan tubuh | Daya tahan tubuh | Protein Energy Malnutrition | Kebutuhan anak | Healthy | Vitamin | Zat gizi | Perilaku masalah makan | keterampilan makan balita | Pola makan | Penyebab masalah makan | Cara mengatasi masalah | Menu makan | WHO | Nafsu makan | Praktisi Gizi | Vegetable food | Animal foods | Healthy food | Body endurance | Growth and development | The role of nutrition | Food menu | Nutritional problems | source of nutrition | Nutrisi Gizi Ibu Hamil | Kebutuhan Nutrisi Gizi | Nutrisi Gizi Kehamilan | Status Gizi