Ketemu lagi di Nutrisi Gizi yang akan membahas tentang kehamilan berisiko tinggi, dengan tips mengurangi resiko dengan pengaturan pola makan bagi ibu hamil. Beberapa kehamilan berisiko tinggi seperti kehamilan bagi penderita hipertensi, anemia, diabetes mellitus, obesitas, dan status gizi kurang.
Kehamilan Penderita Hipertensi
Ibu hamil bisa dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah tinggi > 140 mm/Hg, sering pusing, sakit kepala, nyeri ulu hati, nafsu makan berkurang, mual, muntah, dan mengalami gangguan penglihatan. Selain itu, tanda yang mudah diamati adalah pertambahan berat badan yang progresif, yaitu lebih dari 3 kg tiap minggu. Jika kenaikan berat badan ini disertai dengan pembengkakan dikaki, tangan, atau muka, bukan semata gejala hipertensi, tetapi gejala keracunan kehamilan. Jika tidak segera ditangani, dapat menggangu proses persalinan, bahkan berisiko bayi yang dilahirkan dapat meninggal.
Nah, untuk pengaturan pola makan bagi kehamilan penderita hipertensi. Ketika tekanan darah ibu hamil naik, sebaiknya kurangi konsumsi garam, bumbu, bumbu instan, dan penyedap rasa. Selain itu, kurangi makanan yang mengandung natriumnya tinggi, seperti tauco, asinan, dendeng, abon, sosis, kecap, kornet, telur asin, petis, ikan pindang, dan ebi. Akan lebih baik memperbanyak konsumsi buah dan sayur segar.
Dengan pola makan tersebut mudah-mudahan mengurangi masalah hipertensi yang dialami Ibu selama proses kehamilan, dan juga mengurangi risiko yang ditimbulkan.
Kehamilan Penderita Anemia
Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11 gram per 100 ml., penderita anemia pada ibu hamil tidak saja berpengaruh terhadap keselamatan dirinya. Tetapi juga pada janin yang dikandungnya. Cadangan zat besi dalam tubuh janin dapat mengalami cacat bawaan jika ibunya menderita anemia.
Anemia kehamilan disebabkan oleh kurangnya zat besi. Keadaan ini bisa terjadi karena terlalu banyak zat besi yang dikeluarkan tubuh, terutama ibu hamil yang terlalu banyak mengeluarkan keringat. Anemia juga disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi atau adanya gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh.
Untuk mengatasi kehamilan bagi penderita anemia, pola pengaturan makanan pada ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan yang kaya zat besi. Selain itu, konsumsi zat gizi lainnya seperti vitamin E, vitamin B12, asam folat, dan vitamin C juga perlu ditingkatkan karena juga berperan dalam pembentukan sel darah merah. Bahan makanan yang baik dikonsumsi sehari-hari antaranya, bayam, daun katuk, brokoli, daging sapi, telur, hati ayam, dan kacang-kacangan.
Dengan pola makan tersebut mudah-mudahan mengurangi masalah anemia yang dialami Ibu selama proses kehamilan, dan juga mengurangi risiko yang ditimbulkan.
Kehamilan Penderita Diabetes Mellitus
Kehamilan akan mempengaruhi kondisi ibu hamil yang menderita diabetes. Sebab, kadar gula darah dapat meningkat lebih tinggi. Bagi Ibu hamil penderita diabetes mellitus perlu mengetahui kalau kondisi kehamilan sebenarnya bersifat diabetogenik. Artinya, dalam kondisi hamil normal pun, gula darah cenderung meningkat, tetapi tidak melebihi ambang normal.
Dengan kondisi kadar gula yang terus meninggi bisa masuk ke janin melalui plasenta. Akibatnya, janinpun akan menimbun gula darah yang tinggi, sehingga ukuran tubuh janin bisa membesar melebihi normal. Dan jika janin yang dikandung terlalu besar, maka akan menyulitkan ibu pada waktu persalinan nanti.
Ibu hamil penderita diabetes sebaiknya mengatur pola makan yang tentunya menghindari makanan manis yang mengandung gula pasir, seperti cokelat, es krim, permen, cake, selai, dan manisan. Batasi juga makanan sumber karbohidrat, seperti nasi, kentang, roti dan mie. Asupan karbohidrat, pilih nasi beras merah yang mengandung seratnya tinggi sehingga membantu penyerapan glukosa di dalam usus dan kemudian dikeluarkan bersama feses. Selain itu, kandungan tiaminnya (vitamin B1) dalam beras merah dapat membantu mengubah asupan karbohidrat menjadi energi. Ibu hamil penderita diabetes dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan. Dianjurkan juga untuk berolahraga secara teratur, misalnya senam atau jogging. Selain dapat membantu mengontrol gula darah, olahraga juga berguna untuk memudahkan proses persalinan nantinya.
Dengan pola makan tersebut mudah-mudahan mengurangi masalah bagi penderita diabetes mellitus yang dialami Ibu selama proses kehamilan, dan juga mengurangi risiko yang ditimbulkan.
Kehamilan Penderita Obesitas
Penambahan berat badan biasanya terjadi pada trimester terakhir. Jika ibu hamil tidak bisa mengontrol nafsu makannya pada trimester kedua dan ketiga, dikhawatirkan akan kelebihan berat badan. Hal ini akan berakibat pada bertambah besarnya ukuran janin yang tentunya akan mempersulit proses persalinan secara normal. Bagi Ibu hamil harus selalu memonitor penambahan berat badan setiap bulannya. Sampai saatnya Ibu melahirkan, kenaikan berat badan tidak boleh terlalu berlebih dari target normal yakni antara 10-12 kg.
Pola makan ibu hamil penderita obesitas harus lebih diperhatikan dan diatur. Dan berikut ini adalah hal yang sebaiknya dilakukan, seperti :
- Mengonsumsi makanan dengan menu yang bergizi seimbang.
- Memilih daging tanpa lemak dan ayam tanpa kulit.
- Perbanyak makan buah-buahan dan sayuran.
- Hindari makanan berlemak, goreng-gorengan, juga makanan dan minuman yang terlalu manis.
- Kurangi makanan yang banyak mengandung karbohidrat, seperti nasi, jagung, ubi, dan kue.
- Sebaiknya makanan diolah dengan cara dikukus, direbus, dipanggang, atau ditumis.
Dengan pola makan tersebut mudah-mudahan mengurangi masalah bagi penderita obesitas yang dialami Ibu selama proses kehamilan, dan juga mengurangi risiko yang ditimbulkan.
Kehamilan dengan Status Gizi Kurang
Status gizi seorang ibu harus dipersiapkan sejak sebelumhamil, baik dari berat badan maupun LILA-nya, status gizi dianggap normal jika berat badan seimbang dengan tinggi badannya.
Jika Ibu hamil dengan status gizi kurang maka, akan mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan pada janin yang dikandung.
Dan dibawah ini kemungkinan buruk yang bisa terjadi :
- Pertumbuhan, pembentukan, dan perkembangan organ janin kurang optimal.
- Fungsi organ janin kurang optimal.
- Dikhawatirkan akan terjadi cacat bawaan pada bayi yang dilahirkan.
- Ukuran kepala bayi kecil sehingga perkembangan otak kurang optimal.
- Bayi lahir premature.
- Berat bayi lahir rendah, yaitu kurang dari 2,5 kg. hal ini bahkan memungkinkan terjadinya kematian pada bayi.
Masalah kekurangan gizi ini sebenarnya mudah diatasi, asal benar-benar diperhatikan. Dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang mencukupi kebutuhan ibu dan janin. Perhatikan jumlah variasi makanan. Sebaiknya jumlah asupan gizi ditingkatkan dengan menu makanan yang tinggi energi dan tinggi protein.
Pola makan ibu hamil dengan status gizi kurang usahakan untuk memperbanyak konsumsi makanan yang berprotein tinggi seperti telur, tahu, tempe, daging, dan ikan. Minumlah susu untuk tambahan energi, protein, kalsium, fosfor, dan asam folat. Selain itu, perbanyak pula jenis makanan yang banyak mengandung zat besi seperti bayam, katuk, kangkung, dan sayuran hijau lainnya untuk menambah darah dan stamina.
Dengan pola makan tersebut mudah-mudahan mengurangi masalah bagi ibu hamil dengan status gizi kurang, dan juga mengurangi risiko yang ditimbulkan.
Demikian keterangan pola makan untuk kehamilan berisiko tinggi, yang mudah-mudahan bisa Ibu terapkan selama menjalani proses kehamilan. Sehingga mengurangi masalah dan risiko yang dapat ditimbulkan terhadap ibu juga janin yang dikandung. Semoga menjadi inspirasi dan bermanfaat bagi ibu-ibu semua.